Menulis Karena Gelisah Terhadap Sesuatu..

Variasi Cita Rasa Kehidupan Casper

Persepsi dan asumsi tak ubahnya sosok Casper, terkadang sifat dan wujudnya samar-samar, samasekali tidak solid. Persepsi dan asumsi bisa jadi benar tapi seringkali salah
Apa yang pertamakali terlintas di pikiran saat berjumpa seseorang yang bertubuh tinggi besar, bersuara berat dan dalam. Kemudian penampilannya diperparah lagi dengan: di salahsatu bagian anggota tubuh orang tersebut dihiasi ukiran tato bergambar pisau besar dan sangar? Kalau yang terlintas di pikiran bahwa orang dimaksud adalah seorang preman, pembunuh bayaran, pelaku tindak kriminal, atau psikopat, berarti pikiran kita sama.

Tapi tidak, bukan. Akan keliru rasanya jika menilai seseorang hanya karena baru melihat dari sisi kulit luarnya saja, lantas langsung cepat-cepat mengambil kesimpulan lalu menghakiminya habis-habisan. Siapa tahu orang itu bukan penjahat, bagaimana kalau misalkan dia seorang juru masak atau koki, mau bilang apa coba...

Ya, seperti yang digambarkan dalam sebuah film. Mencuatlah sebuah nama, Carl Casper. Seorang pria kelahiran Miami yang coba mengadu nasib ke Los Angeles dan sempat dia berhasil disana. Ciri-ciri fisik Carl persis seperti sosok seseorang yang kita jumpai diatas. Tapi faktanya, meskipun dia bertato, tapi dibalik kemekaran bunga tatonya yang mekar itu, Carl Casper bukanlah seorang penjahat seperti yang mungkin tadi sempat terpikirkan. Dia seorang juru masak yang hebat, di dapur Carl seorang komando bagi kawan-kawannya yang lain.

Jika menilai Carl negatif lewat tatonya, maka telah berguguranlah semua asumsi negatif itu. Untuk menggambarkan kehebatan Carl dalam memasak, saya punya perbandingan seperti ini; Sekiranya di dunia ini ada tipe orang yang menilai orang lain negatif lewat keberadaan ukiran tato di tubuh orang tersebut, maka cita rasa masakan Carl Casper ini mempu mengikis asumsi negatif orang tersebut terhadap Carl.

Ini yang kemudian menimpa Scarlet Johansson (Molly, peran Scarlet di film ini). Molly yang bertubuh bohay dan sexy itu harus menerima kenyataan bahwa perutnya telah tertawan oleh masakan enak racikan Carl Casper. Otomatis hatinya juga ikut tertawan. Tetapi peristiwa penawanan tersebut tidak berujung pada hadirnya adegan pelucutan baju Moly dan seterusnya. Carl bukanlah seorang bajingan, dia sudah menikah meskipun dia juga sudah bercerai dengan isterinya.Pernikahannya dulu dengan Inez telah menghadirkan Percy ke dunia. Percy tidak lain adalah seorang bocah laki-laki usia sekolah yang bertipikal rambut bergelombang seperti ombak. Hehe, setumpuk tipe rambut yang sama dengan ayahnya.

Tapi sayang, Carl Casper yang hebat dalam urusan dapur itu harus menderita, walau sejenak. Akibat ulah seorang kritikus makanan yang di film ini diknal dengan sebutan Food Blogger, Carl Casper harus meninggalkan restoran tempat dia bekerja bersama kawan-kawannya. Kritikan pedas seorang kritikus makanan itu berujung panjang, pasalnya kritikan-kritikan miring membuat Boss pemilik restoran berang, hingga ia harus mendepak Carl dari hadapannya.

Jadi ceritanya, di suatu malam si Boss sang pemilik restoran terkenal itu berniat mencari tahu bagaimana testimoni pelangganya. Sebagai salahsatu cara, dia sengaja mengundang para kritikus makanan untuk mereview masakan di restorannya.Mengetahui niat baik tersebut, Carl Casper begitu semangat bekerja bersama kawan-kawan kokinya yang lain. Tapi ulah, kalau bahasa keren sekarang Tweet dari seorang kritikus yang rupanya tidak senang pada Carl berakibat buruk. Si kritikus jahat itu habis-habisan berkomentar buruk di dunia maya terhadap jenis masakan yang disajikan Carl dan kawan-kawannya malam itu.

Hingga banyak bermunculan komentar-komentar negatif dari para netizen terhadap kinerja restoran. Kritikan bernada menjatuhkan tersebut tidak hanya menyerang kualitas masakan tapi pribadi Carl juga dicaci maki habis-habisan. Dan celakanya si Boss beranggapan, tidak ada yang perlu disalahkan dengan komentar-komentar negatif netizen atas restoran. Justru kinerja buruk Carl Casper dan kawan-kawanya lah yang telah menjatuhkan reputasi restoran.

Boss pemilik restoran tidak tahu kalau ada tindakan pembunuhan karakter Carl Casper yang dilancarkan para kritikus jahat bersamaan dengan moment para kritikus memenuhi undangan sang Boss pemilik restoran untuk mengkritisi atau me-review jenis masakan di restorannya. Sebagai hasil, buntut dari kerja mengkritik yang dilancarkan kritikus yang juga ikut menjatuhkan Carl malam itu, akhirnya Carl Casper dan satu kawan akrabnya di dapur bernama Martin dipecat, mereka berdua di depak dari tempat kerja.

Sisi menarik dari cerita film ini, ketika Carl dan kawanya ingin berusaha merebut kembali kesuksesan seperti yang pernah dirasakan di Los Angeles. Eh sampe lupa, Percy bocah laki-laki Carl juga ikut membatu ayahnya "menyulap" truck. Anak gawang atau kacung, inilah sebutan awal yang cocok disematkan bagi Percy sebelum nanti dia juga akan menjadi orang penting yang mengendalikan bagian pemasaran dan promosi Food Truck.

Percy sedang membantu ayahnya di Food Truck
Di lokasi yang baru, Carl dan satu orang kawannya berhasil menyulap sebuah truck bekas yang dijemput langsung dari Miami menjadi Food Truck (truck makanan). Dengan truck berdinding bertuliskan El Jefe Cubanos yang disandingkan dengan gambar pisau dan garpu bermata dua saling silang itulah usaha merebut kembali masa-masa kejayaan dimulai. Truck bekas itu telah menjadi sebuah restoran dalam wujud lain. Truck makanan merupakan bentuk sebuah usaha dalam gaya baru, tak ubahnya pedagang keliling. Mereka mengemudikan food truck ke banyak kawasan dan selalu berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lain.

Seiring usaha Carl dan kawan-kawannya dalam membangun Restoran Berjalan, anaknya laki-lakinya yang masih bocah tadi juga ikut membantu Carl berjualan di Food Truck. Sebaliknya, tidak seperti Carl Casper yang acuh tak acuh dengan keberadaan media sosial, bocahnya yang bernama Percy itu justru dalam mencari pembeli, dia mengandalkan keberadaan media sosial seperti Twitter dan Facebook sebagai media promosi. Pekerjaan Percy adalah mendokumentasikan setiap kegiatan yang berlangsung di Food Truck. Secara tanpa disadari, Percy telah mengajarkan para penontonnya bagaiamana cara menggunakan media sosial yang tepat dalam upaya mendukung kegiatan berbisnis.

Carl yang sebelumnya tidak punya Twitter, Facebook telah dibuatkan oleh bocah laki-lakinya yang melek tehadap keberadaan media jejaring sosial. Berkat siasat media sosial, fenomena Food Truck menjadi massive dan mulai mewabah di banyak kawasan di Amerika, seperti California, Miami, Texas, New Orleans dan kawasan lain.

Film ini bagus ditonton untuk memotivasi diri dan banyak orang yang sering jatuh bangun dalam membangun usaha mereka. Nah, untuk cerita lenkapnya silakan nonton saja film berjudul Chef (2014). Khusus bagi yang belum menonton.




.



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Recent Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages