Menulis Karena Gelisah Terhadap Sesuatu..

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Pilihan Telah Membawaku Kemari



Pak tua yang berdiri di samping kanan saya namanya bapak Don Hasman. Bagi kami di keluarga besar Gerakan Mari Berbagi (GMB) sampai hari ini masih menyapanya 'Om Don.' Beberapa bulan lalu, segerombolan sahabat saya yang pernah ikut kegiatan YA&YLF 2014 mendadak heboh. Pasalnya salah seorang GMBer yang terjaring dalam grup Whatapps mengupload photo Om Don yang lagi masuk tivi, tak hanya GMBers yang cewek, GMBers yang cowok pun menjerit histeris di akun media sosialnya masing-masing.

Ingatan terhadap Om Don kembali terngiang saat melihat si Om yang sudah menjelajahi banyak Negara lewat dunia Photografernya itu, lagi diwawancara seorang host program televisi populer pada salah satu channel tivi berita (Baca-Metrotv).  Memori kami, terlebih saya pribadi seperti masuk kedalam lorong waktu. Lalu tanpa alasan yang jelas, baru menyadari saya seperti baru saja tercampakkan ke dalam aula pertemuan kegiatan pemuka pemuda.

Saya menuruti semua kemauan tubuh yang seperti sedang ditarik terus-menerus, terjadi begitu saja tanpa ada perlawanan membiarkan diri ini terus berjalan terseret menelusuri lorong waktu. Kemudian masuk ke dalam sebuah aula. Memori itu kian lama kian mengerucut menjadi ingatan yang spesifik. Sejenak kembali menuju ke durasi waktu saat setelah usainya sesi materi inspirasi yang disampaikan seorang pak tua yang kesehariannya selama di GMB saya sering melihat si bapak tua ini muncul dengan melengkapi diri dengan lebih dari dua kamera DSLR di tubuhnya tiiap sesi pemotretan. Yang belakangan, seisi ruang aula kami setuju beliau adalah salah satu Inspiring leader GMB. Walau huruf bercetak nama Don Hasman tidak tertera pada brosur kegiatan dan buku profil pemateri.

Tidak ada yang tahu kalau Om Don jadi pembicara (Inspiring Leader) di GMB pagi itu. Tidak ada satu pun yang tahu. Bahkan saya sempat iseng menjumpai bang Azwar Hasan, karena kami lihat di brosur YA&YLF 2014 tidak memuat photo serta profil bapak Don Hasman disana. Pagi di bulan Februari memang sangat menggugah sekaligus kami kaget, ketika kami tahu seseorang yang kami anggap sebagai seorang juru photo biasa, tiba-tiba gak ada angin gak ada hujan tampil menghidangkan materi Inspirasi yang renyah di panggung kegiatan  Gerakan Mari Berbagi. Sudah tua memang, tapi kalau soal semangat: Patriot (45 punya barang).

Soal jalan-jalan jangan ditanya,  sudah pasti kita akan kalah, saya gak tahu apakah bang Azwar juga akan kalah dengan list-list Negara yang pernah dikunjungi Om Don, hehe. Lewat materinya hari itu saya tahu, hanya benua antartika yang belum dikunjungi. Jujur, saya sendiri, Jakarta adalah negara paling jauh yang pernah saya kunjungi. Sepulang dari GMB sudah dua kali saya menonton Om Don di televisi. Kalau ditanya sudah berapakali saya sudah melihat Rekaman video Om Don di Channel Youtube, ohhh jangan tanya, sudah sangat sering. Meskipun tidak tiap kali ngenet, tapi seminggu sekali atau sebulan sekali membuka channel Youtube dengan key word Don Hasman kerap kali saya lakukan.Mungkin, sampai malam ini beliau masih menjalani profesinya sebagai seorang photografer yang boleh dikatakan jam terbangnya tinggi. 

Banyak sekali nilai positif yang bisa saya peroleh dari Om Don, pertama, kerja apapun itu jangan membuat pendidikan kita terbengkalai. Pendidikan harus menjadi prioritas; beliau seorang  Juruphoto, alumni UI yang IPKnya diatas 3, 70. Kedua, kalau kita ingin melakukan sesuatu, maka lakukanlah secara total. Belajar dari hasil totalitas Om Don; bagaimana kemudian lembaran-lembaran hasil jepretan itu menjelma menjadi tiket pesawat, visa, dan kado jalan-jalan ke luar negeri. Supaya dapat hasil yang maksimal maka jangan tanggung dalam melangkah. Dan terakhir harus terbiasa mengekplorasi kelebihan diri sendiri.

Bapak Don Hasman. Barangkali inilah orang yang dikirimkan Tuhan kepada saya lewat Perantara GMB tahun 2014 lalu, sebagai ganti dari kandasnya impian saya untuk menjumpai seseorang yang lain pada tahun yang lain pula.  

****
Kalau kita perhatikan tenggat waktu dari 2012 ke 2015 itu lumayan panjang juga ya kawan. Nah diantara tenggat waktu tersebut sedikit-demi sedikit saya mulai terbuka mata untuk melihat “dunia luar”.

2012. Di tahun itu saya masih sedang bergelut dengan bab 2 Skripsi saya. Saat itu lagi khusuk-khusuknya merangkai kata untuk Bab 2 Skripsi. Lantas teman seperjuangan yang sama-sama sedang bergelut dengan Skripsi mengirimi saya sepucuk sms jarak dekat. Dia meng-sms disaat saya dan dia sama-sama sedang berada dalam sebuah ruangan kecil yang sebetulnya kami bisa saling tatap dan saling bertutur. 

Isinya : Di Aceh akan dilaksanakan kegiatan pemuka pemuda yang ada camp-campnya, berlevel nasional. Di sms tersebut nama-nama seperti penulis novel negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi, Eko Prasojo, Muhammad Imam Usman pendiri Indonesia Future Leader yang pernah mendapat penghargaan dari PBB dan bapak Arief Suditomo, orang penting di program Seputar Indonesia, terpampang jelas dalam rangkaian kata sms.

Daya tarik saya disana tidak banyak, hanya tertuju pada satu orang, saat itu saya belum terlalu mengenal Ahmad Fuadi dan belum gemar membaca novel-nevelnya. Demi memaksimalkan dan memanfaatkan resource yang ada; dalam hati telah saya tanamkan dalam-dalam, lalu berujar lewat kegiatan ini saya harus bisa berjumpa pak  Arief Suditamo, orang media dari Jakarta (Media Nasional) akan berbicara soal media, ini akan sangat klop dengan studi singkat jurnalistik televisi yang saya ambil di Muharram Journalism College (MJC).

Tanpa berpikir panjang biaya pendaftaran diatas angka 100 ribu tidak terlalu menjadi hal, iya sih dalam sejarah saya mengikuti program pengembangan kapasitas Sumberdaya Manusia, kegiatan Youth Leadership Camp yang sekarang di bawah payung yayasan Gerakan Mari Berbagi (GMB)  jumlah nominal biaya pendaftarannya agak sedikit berbeda dari biasanya.

Setelah tuntas membaca isi sms tersebut tanpa mengajak si pengirim info emas ini saya memutuskan mendaftar.  Singkat cerita, Alhamdulillah saya lolos. Informasi yang saya dapat sebelumnya kegiatan ini levelnya Nasional, jadi sudah sangat-sangat yakin kalau sekiranya saya lolos menjadi bahagian  dari seleksi program pemuka pemuda yang perdana diadakan di Aceh ini, sudah pasti saya akan punya kesempatan bertukar energy positif  dengan mahasiswa/i di luar Aceh. Pastinya ini akan menjadi asupan energi positif yang tidak biasanya bagi kebutuhan “non-fisik” saya.

Di pagi libur saya kuliah ditetapakan sebagai hari pengumuman kelulusan. Saat matahari mulai berajak, melawati angka jam 10.00 WIB. Di laman website pengumuman kelulusan: seperti asumsi saya sebelumnya mahasiswa/i yang berasal dari kampus-kampus yang mendapat julukan 'Top Three' akan berada di posisi paling atas dan mereka yang jadi raja skor seleksi. Saya bukanlah ahli nujum, tapi tebakan itu benar adanya. Yang mengisi urutan  paling atas adalah seorang mahasiswi dari kampus beken yang ada di Jogjha itu. Selebihnya, urutan pringkat kelulusan dibawahnya, diisi oleh mahasiswa/i yang bobot kampus mendapat perhitungan di nusantara ini. Seperti kata saya, peta kelulusan yang muncul akan seperti: setelah Jogjha, ke Jakarta, setelahnya ke seputaran pulau jawa.

Nama-nama yang lolos mengular, jumlahnya hingga diatas angka delapan puluhan. Salah satunya saya, ada di urutan, sudahlah tak usah saya khabari disini. Saya berada dibawah angka 60, oh my god. Tujuan jangka panjang yang sangat saya iginkan hari itu setelah saya divonis lulus, saya harus punya kawan, karib, kerabat dari kampus-kampus terkenal yang ada di Jogjha, Jakarta, Bandung. Ini nantinya akan menjadi tonggak awal dalam saya melebarkan sayap belajar, dan bertukar informasi, kalau bahasa kerennya Network. Di luar dugaan, hari pertama kegiatan, saya memperoleh beberapa kenalan  dari alumni Thailand dan India, sepasang jenis kelamin, satu yang laki dan satunya yang perempuan.

Dari sekian banyak asumsi-asumsi yang tidak pernah meleset itu, ada satu teka-teki yang saya sendiri keliru mensiasatinya. Ini menyangkut pengumuman kelulusan yang dipublis di website, pikir saya pengumuman  itu sifatnya permanen; jargon yang akan berlaku nantinya “Sekali Lolos Selamanya Akan Lolos”. Maksudnya, dari sekian banyak peserta yang sudah dinyatakan lolos ternyata dalam perjalanannya terjadi “pemangkasan peserta” dari 100 dipangkas menjadi 50 peserta. Karena yang masuk 50 besar berhak mendapat karantina selama kurang dari empat hari. Pemangkasan ini tidak dilakukan dengan gunting bunga yang besar, tapi di sore hari kedua semua peserta yang sudah mengikuti materi dari hari pertama dan kedua, sorenya akan dihadiahi sebuah amplop yang berisikan keputusan panitia atas siapa-siapa yang kena pangkas. Saya salah satu dari  mereka yang di pangkas di barber YLC sore itu.

Sementara materi pak Arief Suditomo yang dari sepeutar Indonesia itu adanya di pertemuan selanjutnya, dan  hanya diperuntukkan bagi yang dikarantina, walau belakangan beredar kabar bahwa materi bersama pak Arief terbuka juga untuk yang kena pangkas. Tapi saya sadar betul bahwa kulit wajah saya tak setebal jok mobil atau martabak mesir yang berani sendirian mendengar materi spesial yang dikhususkan untuk manusia-manusia yang spesial pula. Besok paginya, di tahun 2012 saya melupakan YLC/ GMB dan juga melupakan keinginan mendengar materi dari Arief Suditomo. Tapi Tuhan telah mengganti dengan kehadiran Om Don Hasman.




Tahun 2012, dan pertengahan 2013 berlalu begitu saja. Jelang akhir tahun 2013 Informasi kegiatan GMB beredar dengan daya tarik yang lebih menggoda, ada tambahan petualangan disamping ada kegiatan youth campnya (karantina). Syukur Alhamdulillah, terimakasih Gustiii… kali ini saya lulus dengan benar-benar lulus. Saya merasakan betul, tetes demi tetes bagaimana peliknya bagi saya menembus seleksi untuk menyandang gelar GMBers. Tidak! Tidak lagi saya ceritakan, cerita perjuangan yang kedua kalinya yang begitu runut. 

Seleksi GMB bagi saya merupakan perjalanan panjang; mengular seperti  seperti mobil-bobil yang berhenti di kemacetan Ibu Kota Jakarta dan Jabodetabek sana. Yang pasti, sampai malam ini, saat saya menulis catatan ini satu kenyataan bahwa di usia GMB yang mau beranjak tiga tahun, telah dua tahun lamanya saya menjadi bahagian dari Gerakan Mari Berbagi (GMB).   Dan saya sangat bersyukur akan kesempatan ini. GMB sudah membuka jalan bagi saya untuk kemana-mana saya melangkah, walaupun masih dalam hitungan kecil menurut saya.

Oh ya, kalian tahu Indah Rastika Sari yang baru pulang GMB Homstay Di Australia tahun lalu itu? Nah dialah orang yang mengirimi saya SMS jarak dekat yang berisikan kegiatan GMB untuk pertama kalinya. Dan untuk GMB yang kedua kak Agus yang membujuk saya mati-matian untuk ikut, terimakasih juga Agus. FYI: Kalian tahu antara Indah dan Agus ini adalah teman akrab bahkan sebelum mereka ada di GMB, gimana gak akrab coba, orang satu kampus, satu jurusan dan satu komunitas Teater lagi.

Refleksi.

Ketika sebentar lagi usia GMB mau berusia 3 tahun, saya mencoba membuka kembali halaman website yang dulu pernah memuat nama saya sebagai peserta lulus seleksi GMB perdana, ketika itu namanya masih Youth Leadership Camp (YLC), belum menjadi Youth Adventure and Youth Leaders Forum (YA&YLF) seperti hari ini. Membuka halaman website http://www.fba.or.id/latar-belakang.html

Saya benar-benar kembali ke masa lalu. Pada laman website, terdapat satu kutipan powerfull yang pernah ditulis oleh inisiator GMB ketika pertama kali merintis GMB. Di halaman latar belakang, paragaraf pertama tertulis: “Bayangkan jika setiap manusia di dunia ini mempunyai pikiran dan berfokus pada pertanyaan “apa yang dapat saya lakukan dan atau apa yang dapat saya berikan sehingga kehidupan saya, kehidupan keluarga saya, lingkungan saya, bangsa dan negara saya dan bumi yang saya tempati bisa menjadi lebih baik setiap harinya. Berpikir dan terus berusaha untuk melakukan sesuatu memberi dan berbagi untuk dirinya dan lingkungan disekitarnya."

Ini spirit GMB tulen. Berbuat sesuatu walau pun terlihat kecil tapi memberikan dampak kepada orang banyak itu lebih baik, dari pada mempertanyakan, mengkritik, mengeluh tanpa solusi. Itulah makna tersembunyi yang saya pahami dari balik kutipan bertenaga diatas. We can’t do everything, but we can do something. Kan ini kata yang kurang lebih memiliki makna serupa, yang menjadi pijakan kita dalam berbuat baik terhadap sesama. “We can’t do everything, but we can do something”, Tagline milist GMB yang sudah sama-sama kita gigit di ujung gigi kita masing-masing. Spirit, inisiatif, panggilan jiwa untuk berbuat sesuatu. Ini juga yang sama-sama kita rasakan, pelan-pelan mulai tertanam pada tiap-tiap diri GMBers.

Di samping mengarusutmakan nilai-nilai berbagi, hal positif lain yang saya rasakan di GMB kita sudah dilatih kepekaan lima indera  dalam menyingkapi persoalan-persoalan yang terjadi sekitar kita. Saya sangat berterimakasih sekali kepada GMB dan para pendukungnya yang berhati cantik. Layaknya terimakasih seorang pasien penyakit akut terhadap seorang dokter spesialis. 

Orang-orang di GMB lewat caranya masing-masing, Inisiator, juga semua GMBer tidak hentinya menyuntikkan semangat positif pada saya, lewat facebook, grup whatapps, teman-teman di milist yang tidak pernah mengenal waktu dan bertanya hari apa.  Saya percaya semua ini akan menjadikan saya tetap hidup dalam kebaikan. Satu lagi: bagi saya  milist GMB itu adalah 'Box of Treasure'.



Salam Berbagi dari provinsi paling barat Indonesia.

Munawar.


GMBers 2014  
Share:

Recent Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages