|
Tidak mungkin bisa diulangi
|
Aku salah seorang yang menyesal karena
telah melewati angka-angka gemilang dengan tidak berbuat apa-apa. Jika
diijinkan bagiku untuk menyesali sesuatu, maka yang pertama kali aku sesali
adalah masaku yang sudah-sudah, masa yang seharusnya kuisi dengan
prestasi-prestasi gemilang yang menggembirakan dan capaian yang membuat ketika
aku mengenang masa muda aku merasa beruntung karena pernah mengisinya.
Tapi nyatanya, sampai hari ini, hingga
bulan April 2013 aku hanya melewati masa-masa itu dengan kekosongan. Fisik dan
raga ini sudah berumur diatas dua puluh tahun lebih, mungkin sepuluh tahun
kedepan aku sudah beranjak tiga puluhan. Aku masih hidup sampai hari ini, tapi
tak ada apapun yang bisa kuraih.
***
Dikala pagi, dari jam tujuh pagi
hingga menjelang jam delapan sering aku duduk di depan halaman rumahku. namun
setiap ini kulakukan rasa sesalku selalu muncul saat menyaksikan remaja-remaja
berseragam putih abu-abu dan putih biru dongker bersukaria dijalanan pergi
menuju sekolah mereka masing-masing.
Ketika pemandangan ini kuhayati dalam-dalam aku pilu. Pernah juga sesekali aku
terisak dibalik kain gorden penutup jendela rumah orang tuaku,ketika aku
berandai-andai sekiranya aku bisa kembali ke masa itu lagi aku akan sekolah
benar-benar .
Ini dariku untuk kamu yang masih belum
berada dalam angka-angka dan usia gemilang. Mungkin, sekarang kalian belum
begitu paham betapa berharganya usia muda dan masa yang seharusnya kalian
menjadi produktif dengan capaian-capain prestasi.
Pastinya karena kalian belum pernah
merasa bagaimana pilunya dikala ditinggal pergi oleh angka-angka tahun
gemilang; 15, 16, 17, 18, 19, 20, 20+ tahun yang bernilai itu. Sekarang ini,
mungkin yang sering kalian dengung-dengkan setiap saat adalah "aku masih
muda, masih baru tumbuh, belum lagi melewati angka 18 tahunan, ku yakin masih
berjibun waktu yang tersisa untukku dimasa mendatang. Ini saatnya ku
berhura-hura menikmati usia muda.
Usia muda adalah usia untuk kalain,
milik kalian wahai yang masih muda, saat kalian sedang berada dalam usia ini
baiknya kalian merakit dan merencanakan untuk tampil sebagai juara dengan
prestasi-prestasi, jangan seperti aku yang tidak berbuat apa-apa di masa-masa
itu. Berangan-anaganlah terhadap sesuatu yang pasti.
Nanti setelah beberapa tahun usia muda
dan angka-angka gemilang itu kalian tinggali, seiring pakaian-pakain di lemari
pribadi itu tak muat lagi kalian kenakan dikarenakan kalian sudah tumbuh
menjadi lebih besar; "perut buncit, dan bahu berbidang. Disaat ini kalian
akan memutuskan sendiri, apakah kalian sedang menyesal seperti aku, atau kalian
sedang berbahagia dengan masa muda dan usia gemilang yang telah kalian
tinggali.
Kalau kamu yang masih dua puluh
tahunan lebih, sering kali menyesali masa yang sudah- sudah hingga kamu tidak
berbuat apa-apa lagi, karena kamu berpikir 'kamu itu kurang beruntung'. Lalu
bagaimana dengan orang-orang yang lima puluh tahunan lebih terpaut usia
denganmu, diwaktu yang sama mereka juga sedang menyesali masa lalunya sama
seperti kamu yang sekarang, lantas sebenarnya siapa yang lebih sakit dalam
perkara sesal menyesali itu?
Katamu, kamu sangat terinspirasi
dengan kepemilikan masa muda seseorang, tapi kenapa kamu tidak pernah sadar
saat kamu sedang berada dalam masa itu? Apa kamu mau menjadi orang -orang yang
melewati masa mudanya dengan sebuah kegagalan?
Mungkin saja orang-orang yang
diumpamakan dan masuk ke dalam bait-bait puisi 'penyesalan milik khairil anwar'
itu termasuk kamu. Boleh jadi, kamu akan membaca puisi itu kelak untuk diri
kamu sendiri, dan orang yang sedang menyesal itu juga kamu.
"Pagiku hilang sudah melayang,
hari mudaku sudah pergi...