Menulis Karena Gelisah Terhadap Sesuatu..

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Power of Words

Harus diakui memang, kekuatan kata-kata melebihi dari segala atas apa yang ada di dunia ini. Perang dan konflik yang berkecamuk juga bermula dari kata-kata yang menjelma dalam berbagai bentuk; provokasi, propaganda atau jelmaan lainnya yang dibumbu bumbui. Hati seseorang bisa luluh, juga diakibatkan oleh pandainya seseorang merangkai kata-kata. Kalau master Deddy Corbuzier bisa membengkokkan sendok dengan kekuatan pikirannya. Aku percaya deh, seseorang mampu membengkokkan seseorang yang lain lewat kekuatan kata-kata.

Kita menjadi siapa hari ini tidak lepas dari peran orang-orang yang mengendalikan kata kata. Seorang motivator merobah bayak audiensnya dengan kekuatan kata-kata, begitu juga yang punya buku; katakanlah seorang penulis novel atau buku-buku inspirasi, bagaiamna dia bisa merobah pembacanaya? Juga lewat kata-kata yang dirankainya di dalam sebuah buku.

So don't think power of words are "small and weaks".



Share:

Seharusnya Ku Dengar Kata Emak


Beginilah kalau jadi anak yang keras kepala. Padahal dulu pas tamat SMA emak sudah menyiapkan modal buat usaha saya. Setelah saya dinyatakan lulus SMA, saya sering diajak bicara empat mata tentang apa langkah saya selanjutnya kemana, dan mau jadi apa. Melihat saya yang sering malas malasan urusan sekolah sekolah, akhirnya emak mengambil keputusan untuk tidak terlalu memberi fokus ke saya untuk kuliah. Mak ngelarang sangat untuk saya tidak kuliah, karena emak lebih yakin melihat saya cocoknya jadi usahawan (di usaha dagang).

"Nak mukamu itu bukan muka anak kuliahan, kamu lebih cocok jadi orang dagang nak, emak udah siapin modal buat kamu."

Udah sering kali emak menasehatiku, bertukar pikiran sebelum ambil keputusan untuk beli formulir pendaftaran jadi mahasiswa baru. Eee, malah akunya yang ngotot pengen kuliah, pengen ikut-ikutan jadi the sarjana.

Jadi inget kata-kata seorang teman yang sekarang dia sudah selesai kuliah, "kalau dulu aku tahu nasibku bakalan begini siap kuliah war (gak ada kerja), mending aku siapin modal dari dulu buat usaha kecilan kecilan, ya walaupun itu jual pulsa dan jual permen." Kemarin pas pulang kampung jumpa kawan kawan satu SMA yang tidak kuliah, sekarang dia sudah punya toko sendiri, mulanya dia hanaya jadi pekerja di toko orang, dan pas pulang puasa kemarin aku jumpa dia udah jadi toke. Punya toko baju lebih dari empat pintu. Aku dan dia masih sama sama muda. Tapi karena aku salah memilih jalan jadinya aku tampak lebih tua dengan derita dan penyesalan. Temanku yang sudah jadi toke itu, dia dulu konsisten dalam menancapkan kakinya untuk menjadi seorang pedagang dan focus membangun usaha.

Tetapi kawan, ini yang mau kusampaikan pada kalian, walapun bagaimanapun, dan apapun yang sedang kurasa sekarang, yang namun keputusan yang telah kuambil tak akan kusesali. Karena kata orang tua-tua dulu dalam bahasa Aceh: Nyan bandum kaleuh geu gareh lee po teuh peuneujeut alam, keu tiep-tiep insan. Life must go on!

***
Dan hari ini, setelah sekian lama berpisah dengan kenangan keberhasilan temanku yang sudah berhasil menjadi toke itu, aku coba tidak lagi membanding-bandingkan diriku dengan keberhasilan orang lain. Aku terus melihat ke depan melakukan apa yang kurasa menjadi kegemaranku dan pastinya tetap tidak melupakan lowongan pekerjaan. Hehe, saat menemukan lowongan kerja yang begitu berjibun di berbagai situs internet, aku serasa sedang berada di mall besar di Ibu Kota. Niat untuk membelikan semua keperluan sehari-hari yang dijejer di rak-rak barang begitu tinggi, tetapi setelah aku memasukkan kelima jari kedalam saku celana untuk mengambil dompet lalu melirik isinya lembar-perlembar, peser-perpeser, dan koin-perkoin, setelahnya aku baru sadar; duit enggak cukup untuk membeli itu semua. Niat berbelanja yang besar tadi, yang begitu bernafsu, perlahan "grafiknya" menurun.

Persis seperti saat membuka situs lowongan kerja di internet, pengen kerja disana sini, di perusahan ini, kementrian itu. Yang pertama kali terbayang adalah kalau aku keterima kerja disini, aku patut berbangga seperti ini, dapat uang yang banyak, hidup mapan di usia muda atau apalah.

Lupa kalau di dunia cari kerja ternyata ada ketentuan bahwa: Di dunia professional sekarang ini jarang ada instansi atau perusahaan yang rela membayar seseorang dengan bayaran gaji yang selangit, tetapi syarat yang mereka ajukan untuk lulus ke situ biasa-biasa saja. Cara pandangku selama ini kan ketika seseorang gagal menembus dunia kerja hanya bisa menyalahkan, mengatakan ini tidak sesuai dengan standar proseur mencari kerja di Indonesia atau pihak instansi yang terlalu mempersulitnya.  Sebetulnya saat seseorang berkali-kali gagal menembus dunia kerja yang harus dilakukannya adalah bercermin, belajar dari pengalaman dan mempersiapkan apa yang menjadi standar kebutuhan dunia global sekarang, tidak sexy dong menyalahkan pihak lain terus. Sekali lagi yang perlu dilakukan adalah bercermin pada standar persaingan global; Apakah keberadaan kita sudah menjawab kebutuhan dunia kerja dengan berdasarkan syarat-syarat yang diajukan.

Tetapi setelah tahu, betapa sulitnya untuk bisa menembus kesana, akhirnya hayalan-hayalan tadi menciut seperti balon yang kehabisan angin. Gimana gak sulit coba, semua orang-orang yang mengajukan diri untuk bekerja disana, siapapun dia harus bisa menguasai bahasa asing secara aktif dan pasif, gilak. Ditambah lagi dengan perolehan nilai toefl yang berstandar internasional dan itu scorenya harus diatas 480, Bbbahhh...!

Setelah mengetahui betapa beratnya qualify atau syarat untuk masuk kesana, akhirnya "aku" memilih jadi pekerja serabutan aja deh. Kubenamkan semua hayalan-hayalan tadi di tengah-tengah samudara, sedikit pun aku tidak berniat untuk menyelam ke dasar samudara guna mengambilnya kembali.

Belum ada pekerjaan yang pas buat aku, walau itu statusnya masih baru.
Kalau boleh jujur sih, sebetulnya aku sudah mulai bosan dengan pekerjaan antar jemput antar jemput ini setiap harinya, walaupun sepulang dari situ kunci mobil mewah ini aku yang kantongi boleh kubawa kemana-mana sampai pekerjaan jemput antar jemput antar itu tiba kembali waktunya. Aku dibayar untuk profesi ini, uang makan aku dikasih tempat tinggal aku disediakan. Aku tinggal di sebuah rumah yang ada bangunan ruko disampingnya, nah di lantai dua ruko itulah aku tinggal selama di ID Card ku ini masih tertulis pengantar jemput sebagai profesiku.


Sebelum aku menemukan profesi-profesi lain terpakasa aku harus bergelut dengan balutan rasa bosan ini setiap pagi, setiap siang, setiap sore atau bahkan kadang setiap malam. Aku tidak punya banyak pilihan pekerjaan seperti kalian yang bebas memilih untuk menjadi apa saja. Kemana-mana aku tertolak dengan alasan umur yang sudah melampaui batas standar. Satu-satunya pekerjaan yang tidak menetapkan batas standar usia adalah ya pekerjaan ini, pekerjaan yang membosankan yang sedang kujalani. Kalau seandainya dari jauh kalian bisa membaca keterangan pekerjaan di ID Card ini, kalian akan tahu kalau profesiku adalah pengantar jemput keluarga pembesar di kota ini.
Share:

Gadis Kecil Bintang Iklan Shampoo

Gadis kecil yang sedang duduk manis disebelah emaknya di area ruang tunggu Bank BNI lagi asik mengendalikan kenderaan salju di tablet 8 inci milik emaknya. Kulit si manis kuning langsat, di pipi kirinya ada sedikit belepotan bubuk susu yang masih menempel acak-acakan. Sepertinya usia dia masih sangat hijau, sekitar 10 tahunan gitu.
Dan aku yakin, kelak saat ia tumbuh sebagai gadis yang tidak lagi kecil seperti sekarang, dia akan tumbuh sebagai seorang gadis manis pintar yang ditakasir oleh beberapa lelaki yang tidak bernyali untuk menyatakan cintanya.

Gadis kecil manis ini sebentar-sebentar kerjanya membetulin rambut, selang dua menit dia menyisir rambut dengan jari-jari tangan mungil miliknya. Aku sebagai orang senasib dengan emaknya yang harus mengantri di BNI pagi ini, mencoba bertanya tentang anak gadisnya yang masih kecil itu.

Setelah aku tahu siapa namanya, berapa pin BB dan androidnya, dan kapan hari ulang tahunnya, aku memberanikan diri untuk menanyakan soal kenapa putrinya itu sering kali menyisir dan membetulkan rambut sambil menggoyang-goyang dengan cengkraman jarinya yang lima?

Dengan agak sedikit rada rada malu, ibunya membeberkan apa yang menyebabkan anak gadisnya berlagak demikian. Belakangan aku tahu, dulu sekali, emaknya pernah punya obsesi menjadi seorang bintang iklan shampoo di salah satu stasiun tv swasta, karena rambutnya tidak bisa menjawab kebutuhan para awak industri iklan, akhirnya obsesi sang ibu enggak kesampaian.


Sekarang sedikit demi sedikit obsesinya dimasa lalu ingin diturunkan ke anak gadis kecilnya yang sedikit memiliki rambut lebih indah dari emaknya. Rambut emaknya ikal, sementara rambut gadis kecilnya lurus, jeh kok bisa? Ya bisa lah, karena rambut buyutnya yang lurus, jadi nular ke cucunya. Ooo...


Share:

Biji Salak Dempet Tiga

Di kolam mata ie, kau mandi di siang haripun saat mata hari sudah sidikit miring diatas kepala, airnya masih bisa buat kau menggigil, buat gigi-gigimu berbunyi karena saling tabrakan, apalagi kau ajak nyemplung kesana sekarang saat matahari beranjak naik, ku yakin akan beku kau di air.
Kecuali diatas air nanti kau naik angsa raksasa, angsa yang lebih besar dari angsa piaraan di kandang kau, kau tahu kan angsa yang kumaksud? Dia bisa didayung seperti sepeda dan kau bisa duduk diatasnya. Tapi asal kau tahu disana tidak ada angsa, yang ada hanya monyet-monyet bergelantungan diatas pepohonan, tidak mungkin dia mau kalau kau ajak mandi, kecuali kau kasih dia celana satu untuk membungkus rasa tidak percaya diri dia karena memiliki bokong yang jelek, jelek sekali seperti biji salak dempet tiga.

Share:

Doa Kok Di Facebook?


Semenjak hadirnya facebook di tengah-tengah masyarakat, manusia lebih terlihat alim dan bersahaja di facebook (dunia maya) ketimbang di dunia yang bukan maya. Tidak sedikit para user facebook yang punya "kebiasan" berdoa di wall facebook mereka masing-masing. Ada yang berdoa untuk kesembuhan anak dan isteri, berdoa terlepas dari gangguan dan ancaman, biar dinaikkan gaji, pangkat dan sebagainya. Tapi karena ini lagi musim-musimnya penerimaan pegawai negeri sipil baru, jadi genre doa yang sering wara-wiri di beranda facebook adalah doa biar lulus tes CPNS. Ini cara pandang saya, dan bukan hak saya untuk menghakimi seseorang keliru atau tidaknya karena perilaku tersebut. Sebenarnya, perkara-perkara seperti ini bisa dilogikakan. Sekarang izinkan saya bertanya, "Sebenarnya kita berdoa itu supaya ada yang like atau untuk apa? Tentu semua kita sepakat, berdoa bertujuan supaya doa kita diaminkan para malaikat, dan nantinya Allah akan mengabulkannya. Jelas-jelas bukan untuk di like atau diketahui oleh semua teman facebook kita. 

Melihat fenomena ini, saya jadi sedikit mengambil kesimpulan, sepertinya kita sudah sedikit keliru dalam memilih tempat, tidak tahu lagi mana tempat-tempat yang dianjurkan untuk berdoa. Sekarang coba kita cek and ricek kembali, setahu saya tidak pernah ditetapkan dalam dalil, baik dalil aqli maupun naqli; bahwa media sosial yang bernama facebook itu merupakan salah satu tempat bagi hamba beriman di atas muka bumi ini untuk berdoa. Tidak pernah! Saya tidak pernah menemukan ketetapan dalil yang demikian. Coba dicek kembali, mungkin saya yang keliru atau barangkali bukan saya. Kalau pun kita ngotot berdoa di media sosial seperti facebook, lantas siapa yang akan mengabulkan doa-doa kita? Kenapa kita tidak langsung berdoa dikala masih dalam keadaan berwudhuk, muatan suci air wudhuk masih melekat pada jiwa raga kita seusai shalat. Saat kaki kita masih bersila indah diatas sajadah?
Jadi kenapa harus Facebook?
Sampeyan Ber doa biar banyak yang like atau diterima sama yang maha kuasa.

Rumor yang sempat beredar, bahwa filosofi dari Istilah "wall" di Facebook. Mengapa redaksinya harus Wall? Padahal bisa saja kan menamakannya dengan Page, Board, atau apalah namanya yang selain wall. Jadi menurut kabar yang beredar, Mark Zukenberg si pencipta Facebook adalah seorang etnis yahudi, dan orang yahudi selalu menghadap ke sebuah Dinding (wall) di Jerussalem (Israel). Apa mungkin si Mark sedang mempopulerkan istilah "Wall di kepercayaan etnis Yahudi (sebagai tempat meratapi nasib atau meminta sesuatu) kepada penduduk dunia? Kalau memang iya, maka pertimbangkan lagi niat sebelum menuliskan sesuatu yang bernada Doa di Wall Facebook.
Share:

Recent Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages