Menulis Karena Gelisah Terhadap Sesuatu..

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Media curhat modern

Selain pada saat diadili di pengadilan, ada beberapa tempat lain dimana seseorang tidak bisa berbohong. Salah satunya ialah saat seseorang sedang curhat di media atau pada orang-orang yang telah dibubuhi kepercayaan penuh.

Abad 21 menjadi abad tranformasi media tempat seseorang mencurahkan isi hati dan unek-uneknya. Media curhat, sekarang ini sudah mengalami perubahan yang jauh. Orang yang dulunya sering curhat di media yang namanya 'buku diary' sekarang telah beralih ke media baru yaitu 'media sosial khususnya facebook'.

Terdapat beberapa persamaan antara orang yang curhat di buku diary dengan orang yang memilih facebook sebagai wadah tempat ia bercurhatria. Orang yang curhat di facebook dan diary, siapaun dia cendrung jujur mengatakan apa adanya.


Persamaan pertama; di kedua media ini orang akan jujur berbicara apa adanya tentang pengalaman dan kehidupannya, karena disini orang sering berbicara dari hati. Apa pun problem hidupnya akan di curahkan sejujur-jujurnya. mau itu karir, asmara dan cobaan hidup yang telah atau sedang dialami. Kedua; Dan cara curhat yang dipilih ialah sama-sama dalam bentuk menulis. Jika di buku diary orang curhat lewat menulis, begitu juga dengan curhatan seseorang di media sosial sekelas facabook.




Bedanya cuman satu, kalau curhat di diary tidak banyak orang yang tahu, hanya teman terdekat dan orang-orang yang patut mendapat kunci gembok buku diary tersebut. Berbeda dengan isi curhatan di facebook, semua curhatan anak manusia yang ditumpahkan "disini", akan diketahui oleh banyak orang. Tidak perduli apakah dia teman dekat atau tidak, punya kepercayaan atau tidak, yang pasti semua manusia yang tidak buta huruf akan mengetahui isi curhatannya.


Curhatan anak manusia dapat diketahui dan dibaca oleh banyak orang dikarenakan, si curhater sangat mengindahkan istilah atau opsi berbagi/share yang ada pada facebook/ (media tempat curhat dari masing-masing mereka). Selain itu, curahat di fb kita juga akan dihadiahkan jempol dan kolomentar pembaca "syukur kalau ada". Sebaliknya yang terjadi di Diary, sedikit orang baca, dan tidak ada opsi like dan kolom komentar pembaca.
Share:

Grandfa


Ada beberapa orang dalam hidup aku, yang dengan mereka aku masih punya hutang budi yang belum terlunasi sampai malam ini. Salah satunya kakek ku. Dan hari ini aku tidak mungkin lagi bisa membalas semua budi baik kakek yang telah kakek timbun-timbun atas diri aku semasa aku masih ingusan dan punya hobi menangis. Karena kenapa? 'Allahummagfirlahu warhamhu waa'fihi wa'kfuanhu' karena kakek saya telah meninggal saat aku masih berusia dua puluh tahunan. (Memori)

Kakek pergi tidak dengan tiba-tiba, tapi penuh dengan pertanda; lewat sakit-sakitan yang sering membuatnya meradang, sesak nafas dan juga suhu tubuh yang tidak biasa. Juga si kakek pergi bukan karena sebuah kekonyolan, bukan dari akibat kecelakaan balap liar, juga bukan dari akibat menjadi pahlawan kesiangan, pahlawan kepagian dan pahlawan kemaleman yang tanpa perhitungan. But my grandfather gone because time is up! Kakek pergi karena sudah waktunya kakek wajib pergi. Aku betul-betul merasa kehilangan.


Sekarang, setiap usai makan aku tidak lagi melihat akan kepulan asap rokok daun (rukok oen;rokok khas dikalangan orang tua di Aceh) yang dihembus sang kakek. Semasa hidup, kakek punya jejak rekam (track record) yang membuat aku sedih dan murung setiap kali aku mengingatnya. Disaat orang-orang lain sedang bahagia menikmati masa tua mereka dengan riang yang dikelilingi cucu-cucu mereka masing-masing, kakek ku malah mendapat ujian berat, sebagai buah dari konflik aceh yang berkecamuk. I write this with my tears, tears as my ink for these words..


Bayangkan saja, diusia diatas 50 tahun kakek ku dihadiahi peluru oleh orang-orang yang berperang saat itu. Peluru yang dihadiahi pun peluru tajam bakan peluru karet. Tepat dibahu kanannya peluru mengebor habis sampai tembus kesamping ketiak kakek. Dan hebatnya sang kakek, menurut cerita orang yang mendampingi beliau disawah, saat setelah kena tembakan kakek masih bisa berbicara, beliau terkena beliau tidak langsung terkulai pingsan, masih sempat berkata "Lon ka keunoeng/ saya kena tembak" ke temannya yang tetangga sawah dengan kakek.

Baru setelah itu bercak darah mengairi sawah, air sawah bercampur menjadi merah menyala berarak mengelilingi kakek yang sudah terkulai. Tembakan itu tidak punya alasan yang jelas, bisa jadi salah sasaran atau sebagainya.

Dengan tanpa alasan yang jelas. Pagi itu sang kakek sedang menikmati kerja sawah. Seperti biasanya disela sela istirahat kakek sering memilih tanggul sawah sebagai tempat peristirahatan dari kegiatan sawah. Hampir tiap kali menikmati waktu istirahat kakek tidak pernah sekalipun melewati duduk ditanggul, sambil menikmati bekal makanan 'recharge energi ' bikinan nenek, lalu ditambahkan membuat kepulan kepulan asap karya cipta kakek sendiri dari rokok daun kesayangannya, ini yang aku ingat tentang kebiasaan kakek.

Pagi itu memang naas bagi kakek, pagi itu kakek tertembak. Menurut kabar pagi itu sedang direncanakan sebuah pengepungan di zona merah (sebutan dimasa itu). Aku sudah sudah lupa harinya yang pasti bertepatan dengan tanggal merah nasional. Tapi bukan tembakan yang membuat kakek meninggal, kakek meninggal layaknya orang kebanyakan, menemuai ajal karena sudah waktunya. Beliau sempat menikmati masa masa tua dengan nenek selaku tulang rusuknya, hingga salah satu dari mereka pergi dengan tenang. Hiks, diatas tikar biasa sang kakek pergi kehadhirat pemilik-Nya.

Sayang sekali, saat itu aku belum bisa memaknai apa itu balas budi. Oh Tuhan, aku baru bisa memaknainya malam ini, tepat di malam jumat, saat kebiasaan yasinan bergema di kampung-kampung. Selamat jalan kakek...
Dari cucumu yang kini sudah ingat apa itu balas budi.

Share:

Recent Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages