Menulis Karena Gelisah Terhadap Sesuatu..

Gaya Lama Quentin Tarantino

Sepertinya sudah menjadi ciri khas seorang Quentin Tarantino menghadirkan sebuah tonjokan di menit-menit awal pada setiap film garapannya. Tidak dengan Djanggo Unchained yang dibintangi Jamie Foxx dan Christoph Waltz, begitu juga yang terlihat di Hateful Eight yang menjagokan Samuel L Jackson dan Kurt Russel. Masih dengan tampilan dulu di Django, Tarantino belum bisa berhijjrah, sang sutradara masih senang menghadirkan tokoh-tokoh dalam filmnya tampil dalam balutan kostum cowboy.
Quentin Tarantino
Derector
Sebelum menonton film ini, penonton tidak tahu bagaimana cara Quentin Tarantino dengan begitu ajaibnya berhasil mengikat para penonton di depan layar laptop selama dua jam setengah, guna menonton film yang hanya bersetting-kan tempat cuma dua tempat saja: tempat bersalju entah itu di kaki gunung es dan di dalam sebuah bangunan rumah, boleh juga dikatakan sebuah warung atau tempat peristirahatan dari perjalan jauh. Itulah dua setting tempat yang akan penonton dapati selama menonton film ini hingga selesai. Pengalaman saya menonton, jujur; di menit-menit awal saya benar-benar merasa bosan dan mengantuk dengan sajian tontonan satu ini. Tak ubahnya seperti Skripsi yang terdiri dari Bab-bab (chapter). Menonton film yang release 2015 ini benar-benar bikin mata terasa berat untuk terus terbelalak di depan layar laptop, terlebih lagi kalau menontonnya saat sedang lelah atau pas didatangi rasa kantuk, apalagi..

Tapi dialog-dialog menarik dalam film dan rasa penasaran yang dititipkan dalam alam bawah sadar penonton oleh si sutradara sekaligus juga penulis skenario film ini: Quantin Tarantino, mengenai pertanyaan kenapa seorang John Ruth (Kurt Russel) yang berkumis lentik tebal awut-awutan itu menyandera seorang wanita bernama Daisy Domorgue (Jennifer Jason Leigh)? Dan kenapa si lelaki berlaku begitu kasar terhadap wanita tersebut? Sama sekali tidak gentle, perlakuan Russel terhadap wanita yang sudah tak berdaya itu begitu kasar. Pastinya ini akan membuat bagi penonton wanita merasa geram karena salahsatu dari kaum mereka diperlakukan demikian. 

Dengan kondisi pergelangan tangan yang dirantai dan dikaitkan pada pergelangan si penyandera, dalam keadaan didudukkan dalam sebuah kereta kuda yang berjalan diatas permukaan bersalju. Wanita berambut pirang yang dirantai tangannya itu sesekali dihantam dengan ujung sikut lalu ditokok dengan ekor senjata laras panjang. Ini yang kemudian membuat penonton bertanya-tanya siapa dan mengapa wanita malang tersebut disandera dan mendapat perlakuan kasar dari seorang laki-laki yang konon katanya dilahirkan ke dunia ini sebagai pelindung seorang wanita? Ini yang kemudian membuat penonton bertanya-tanya sepanjang laptop hidup.

Film ini terdiri dalam 8 Bab cerita, lalu Tarantino menjadikan Bab 8 jadi Bab 1, artinya film Hateful Eight beralur mundur. Di tengah-tengah perjalanan cerita penonton juga akan menemukan alur yang maju mundur. Sedikit cerita: Pasca peristiwa besar entah itu peperangan yang bergolak di Amerika muncullah sederet nama-nama yang hendak diburu, deretan nama yang lengkap dengan sepak terjang masing-masing. Yang kemudian nama-nama buruan itu masuk dalam list Most Wanted Man or Woman. Dengan jaminan, siapa saja yang mampu menangkap hidup-hidup salah satu dari mereka yang menjadi buruan hingga berhasil membawanya ke tiang gantungan di Rock Wood akan diberikan sejumlah uang. Salahsatu nama yang masuk dalam daftar buruan berhadiah itu adalah si wanita kurang beruntung yang disandera tadi. Hadiah bagi yang berhasil menangkap si wanita akan memperoleh bayaran tertinggi dibandingkan sejumlah nama buruan lain. Sampeyan tahu berapa harga kepala wanita itu? Pokoknya bayaran bounty-nya menggiyurkan, kalau sampeyan ikut main di film ini sampeyan pasti tertarik.

Walaupun film Djanggo Unchained bertemakan ‘Perbudakan dan pemburu hadiah (bounty Hunter), Di Hateful Eight, Tarantino masih juga menghadirkan tontonan yang bersinggungan dengan tema Bounty Hunter. Mayor Marquis Warren yang diperankan Samuel L Jackson adalah salah seorang pemburu hadiah di film tersebut. Nama dan wibawa Warren sudah diketahui oleh banyak para Bounty Hunter yang lain. Warrent juga yang akan menuntuntun para penonton dalam mencari jawaban terhadap rasa penasaran: Siapa sebenarnya si wanita tadi dan kenapa mereka rela bunuh-bunuhan demi si wanita? Bahkan mereka sampai saling meracuni: cara membunuh paling dingin tapi jelas mematikan yang digambarkan dalam film ini. Untuk jelasnya, silakan nonton saja filmnya tapi harus sabar ya dalam menunggu kejutan demi kejutan. Oya, sekedar info, Channing Tatum juga ikut main di film yang keren bin beken ini, disini dia sebagai Jody.


Tapi sayang, di akhir cerita seorang Mayor Marquis Warren harus merelakan satu paket biji pelir lengkap dengan batangnya sekalian ludes habis diterjang peluru. Itu ulah dari kekejaman Channing Tatum yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah cerita. Channing Tatum tak lain adalah saudara laki-lakinya si wanita yang disandera. Diam-diam dia datang untuk meloloskan kakaknya dari penyanderaan. Yang patut disayangkan sang mayor, masa depan Mayor Marquis Warren hilang dibawa lari oleh satu terjangan peluru tajam bin kejam. 

Lalu siapa wanita yang disandera? Wanita itulah jawaban atas alasan kenapa John Ruth berkali-kali mencaci maki sang wanita dengan sebutan “bitch” dan sejalan dengan itu dihantamnya batok kepala si wanita dengan ekor senapan hingga hidung dan kepala berdarah. Akhir cerita penonton juga akan tahu kenapa si wanita digantung dan matinya begitu tragis.

Inilah wanita buruan berharga tinggi

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Recent Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages