Menulis Karena Gelisah Terhadap Sesuatu..

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Tentang Kate Mannrs



Seperti yang sering disampaikan pimpinan yayasan sebelumnya, bahwa kantor ini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang berbeda latar belakang pendidikan, profesi, daerah atau bahkan beda negara asal. Memang begitu adanya, sejak dari pertama kantor ini didirikan sudah banyak sekali orang-orang yang kian datang lalu pergi. Kantor Forum Bangun Aceh (FBA) didirikan pada 17 Maret 2005, usianya sekarang mencapai lebih dari sepuluh tahun. Dari rentang waktu yang lumayan panjang tersebut FBA telah menerima dan melepaskan puluhan Volunteer, termasuk di dalamnya volunteer dari luar negeri. Boleh memiliki tapi bukan berarti tidak rela untuk melepaskan, bukan?  Seperti sosok seorang perempuan yang ingin saya ceritakan dalam postingan ini, yang beberapa hari lalu telah kembali ke negera asal studinya.

'Tapi disini saya tidak bercerita detail tentang perjalanan study seorang perempuan dan sepak terjangnya di dunia pendidikan, lebih kepada ‘Apa yang saya ingat tentangnya selama berada disini'.

Kate, itu adalah sebuah nama panggilan dan dengan nama itu ia baru akan menoleh kalau dipanggil. Lengkapnya: ada tambahan kata ‘Mannrs’ setelah Kate, jadinya ‘Kate Mannrs’. Tumbuh dan besar di Selatan Inggris, Kate menamatkan S1 di Manchester University lalu ia melanjutkan study masternya ke University of Amsterdam, Netherland. Universitas di Amsterdam inilah yang kemudian menerbangkannya  ke Banda Aceh untuk sebuah tugas mulia yaitu mengadakan penelitian menyangkut tema  thesis masternya yang berbicara tentang manajemen pendidikan. Selain statusnya sebagai seorang peneliti, selama berada di Banda Aceh Kate juga didapuk menjadi salah seorang volunteer. Kantor ini  menyediakan workstation untuknya, sebuah space tempat dia mengerjakan tugas-tugas riset juga sekalian bekerja untuk statusnya sebagai seorang volunteer. Disini dia diperlakukan layaknya volunteer-volunteer lain dan para staf di kantor ini. Tidak jarang Kate sering diajak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan FBA seperti Rumoeh Belajar. FBA itu sendiri merupakan singkatan dari Forum Bangun Aceh, nama sebuah NGO lokal yang ada di Banda Aceh. 
***
Tapi sekarang nona ini sudah kembali ke Amsterdam, mungkin masih dalam hitungan hari atau minggu ia berada disana. Ketahuan! Sebab semalam dari sekian banyak photo-photo “Parade Anti Bang Wahab” yang masih bergantian hilir-mudik di Beranda Facebook saya, salahsatu photo yang menarik perhatian adalah unggahan photo dari Kate Mannrs. Photo itu berbicara dia sedang duduk di suatu tempat, menikmati secangkir suguhan minuman dan cemilan seadanya. Sepertinya itu di depan sebuah halaman hunian mewah di dekat kampusnya. Dengan keterangan photo yang mengatakan, “Aku kembali, Hallo Amsterdam..” Wah rupanya dia sudah sampai.

Kurang dari empat bulan Kate berada di Banda Aceh, dia tinggal di sebuah hunian yang berada di komplek  perumahan Villa Citra, jaraknya tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh. Ketika dia baru-baru sampai di Banda Aceh hanya kata ‘Panas’ yang pertama kali digunakannya untuk menggambarkan suasana kota ini dalam postingan blog Wordpressnya. Panas dengan cuaca ya kawan bukan dengan hal yang lain. Di minggu-minggu pertama keberadaan  ‘Kate’ di Banda Aceh dia sering menggunakan jasa abang becak dan abang ojek khusus yang bisa berbahasa Inggris saat bepergian. Tidak bisa saya pastikan apakah abang ojek itu keseharinnya memang menjalani profesi sebagai abang ojek, atau ‘Tour Guide’ sekaligus abang ojek. Atau biar keren deh kita kasih nama aja Transporter. *Kok jadi ingat film Jason Statham yak :) Dimakalumin aja, kerja saya cuma nonton sama download film doang.

Bagaimana dia berinteraksi selama disini terutama dalam menggunakan bahasa lisannya. Katakanlah ketika dia harus berkomunikasi dengan abang becak misalnya? Sekali waktu pernah saya tanyakan, dengan tersendat dan membingungkan Kate dalam memahami bahasa Inggris saya, mucullah satu pertanyaan, “Kate, bagaimana kamu berbicara dengan abang becak, misalnya saat menanyakan ongkos, ketika kamu mengeluarkan duit dari dempet bagaimana kamu tahu itu bayarannya sudah cukup atau belum, kan kamu baru-baru disini? Note: Ingat ya dalam tulisan ini yang bisa bahasa Inggris itu cuma abang ojek, abang becak kagak.  (kesannya kurang sopan ya pakek kamu, tapi kan dalam bahasa Inggris itu semuanya pakek ‘You’ tanpa memandang usia).

Dengan slownya, “Take it easy,” kata dia, Kate melanjutkan, “Aku hanya mengeluarkan bilangan uang lima ribuan kadang lembaran uang seribuan dari dompetku, nanti kalau angka ongkosnnya sudah cukup si abang becak biasanya akan mengatakan ‘Stop’ atau sedikit bergumam seakan memberi pertanda bahwa itu duitnya sudah cukup, nyonya..”  Whooo..! “Lalu bagaimana kalau abang becak tidak mengatakan Stop dan kamu terus mengeluarkan isi dompetmu, Kate?” Hehe, Kate tidak menjawab apa-apa, dia hanya meninggalkan gelengan dengan mata sedikit terbelalak dan sepotong senyum manis , persis seperti dalam photo ini.

Kemanapun tempat berjarak yang ingin dia tuju Kate sering menggunakan dua jasa tranportasi darat tersebut: abang ojek khusus yang ‘fluent’ bahasa Inggrisnya, yang siap menerima SMS kapanpun dipanggil nyonya dan jasa abang becak. Ketika ia berniat keliling-keliling kota misalnya, ingin menuju ke tempat dimana ia bisa memperoleh data-data penelitian, mengunjungi tempat-tempat wisata, situs-situs tsunami dan tempat-tempat bersejarah yang ada di Banda Aceh, Kate mengandalkan dua jasa transportasi tersebut.

Jelang weekend, Kate sering menghabiskan waktunya untuk menikmati lembutnya pasir pantai, tingginya gelombang ombak dan hangatnya sinar matahari diatas langit pantai Lhoknga, Lampuuk, Sabang bersama genknya yang sama-sama pendatang yang dikenalinya di kota ini. Menyenangi pantai dengan lautnya, ombak dengan surfingnya, bukan berarti dia tidak menyenangi pegunungan dengan warna hijaunya, batu dengan gioknya, ahhh mungkin saya saja yang kurang ‘Stalking ke akun media sosial dan jarang mengikuti isi postingan blognya di https://wisetotheworld.wordpress.com/
*Ccieee... keppoin bulek dia..

Memasuki bulan-bulan ke dua, setelah dia sedikit menguasai rute jalan pulang dari tempat meneliti menuju rumahnya, baru dia terpikir untuk memiliki sebuah sepeda motor demi kelancaran urusan tranportasi dan keperluan risetnya. Signal ini terlihat ketika Kate sekilas menceritakan ke saya soal pertimbangnya untuk memiliki sepeda motor. Kira-kira seminggu lamanya setelah rencana itu disampaikan, besok siangnya satu matic second berspion dua telah menambah jumlah sepeda motor yang mengisi area parkir halaman kantor FBA.

Seiring keberadaannya yang sudah memasuki usia bulanan, rasa ingin tahunya terhadap Bahasa Indonesia pun mulai muncul. Hingga akhirnya dia meminta seorang staf kantor untuk mencarikannya seorang guru private Belajar bahasa Indonesia. Ini dilakukan mengingat kebutuhannya dalam memperoleh data-data penelitian saat mewawancarai langsung subjek penelitian, terlebih kalau Kate harus mewawancarai orang yang non akademisi yang mengharuskannya bercakap dalam bahasa Indonesia.

Durasi waktu yang kurang dari dua bulan bukanlah waktu yang cukup bagi seorang Kate Mannrs untuk belajar bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia. Kita saja yang sudah puluhan tahun lamanya belajar bahasa Inggris belum bisa-bisa sampai sekarang, ya gak? Bayangkan: tiga tahun di SMP, tiga tahun di SMA ditambah lagi dengan lebih dari empat tahun atau delapan semester kita belajar bahasa Inggris di kampus, plus di tempat-tempat kursus, tapi belum bisa-bisa sampai malam ini. Itu hitungan yang saya pakai adalah kurun waktu belajar bahasa Inggris pada masa kita dahuulu (yang kelahiran tahun 80 an), karena kalau masa sekarang di bangku SD bahkan sejak usia PAUD pun siswa-siswi sudah dicecokin materi Bahasa Inggris di sekolahnya.

Tapi dalam waktu yang sangat singkat itu Kate sudah menghafal beberapa ungkapan Excuise, greeting, dan ungkapan-ungkapan umum dalam bahasa Indonesa. Misal, saat hari-hari giliran dia pergi ke kantor disela-sela waktu kosong saya sering iseng memintanya untuk melakukan “muraja’ah kata-kata” dalam bahasa Indonesia, betapa jahatnya saya. Sama dengan standar kita belajar bahasa Inggris dulu, tahu sendirikan bagaimana ketika baru-baru belajar bahasa Inggris; kita sering menghafal yang ringan-ringan dulu seperti alat tulis kantor (ATK), anggota tubuh, alat-alat bekerja, menghitung, melafal A-B-C, begitu juga yang saya lakukan pada Kate Mannrs.
***
Hari syukuran yang diwarnai dengan bakar-bakar ikan atas pengukuhan gelar ‘Prof’ bagi Ibu Eka Srimulyani yang diadakan di kantor Forum Bangun Aceh (FBA) adalah hari terakhir saya berjumpa Kate Mannrs dan dihari itu juga photo ini diambil. Courtesy photo: DR Syaifullah Muhammad, terimakasih atas photo kerennya, pak Syai. Sore itu masih sempat-sempatnya saya mengetes sejauhmana penguasaan Kate terhadap kata-kata dalam bahasa Indonesia. Setelah mati-matian dipaksa, hanya dua patah kata yang keluar dari mulut Kate, "Se..selamaat sore dan teerimakasih banyak..." Pelan-pelan matahari mulai meredup, lima belas menit kemudian azan magrib berkumandang di seantero Banda Aceh. Itulah sore terakhir saya dengan Kate.
***
Dia mau balik ke Amsterdam, lalu bagaimana dengan nasib motornya? Jelang hari kepulangan Kate ke Amsterdam saya lupa menanyakan, seharusnya saya tanyakan kejelasannya, “Kate, mau kamu kemanakan itu motor, kan kamu mau balik ni...”

Entahlah, mungkin telah dijualnya ke toko online populer tempat jual barang-barang bekas itu? Kalau digadaikan tidak mungkin karena itu akan membuatnya harus kembali ke Aceh untuk mengambil motor setelah masa jatuh tempo. Kali aja sudah diwakafkan ke panti asuhan? Sudah dijual kiloan di pasar lowak mungkin? Atau dihadiahi kepada seseorang???
“I don’t know exactly,” yang pasti motor itu tidak mungkin diajak tengger-tenggeran di body pesawat yang mau terbang ke Amsterdam.

Kehadiran Kate yang tidak setiap harinya di kantor ini, telah memberikan nuansa baru sekaligus pemicu bagi saya untuk beranggapan bahwa ‘Hidup Itu Enggak Asik Banget Kalau Hanya Menetap Disitu-Situ Aja’. Setelah saya pikir-pikir, untuk mewujudkan itu, bagi saya tidak ada pilihan lain selain menjadi Seorang jutawan pengusaha ‘Batu Giok’ yang tokonya sudah ada di banyak tempat, banyak uang dan bisa terbang kemana saja dengan sesuka hati.

Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Tinggal satu pilihan yang saya miliki, pilihan itu datang dari pemerintah Indonesia: Gak ada cara lain selain supaya saya bisa seperti Kate Mannrs saya harus merebut beasiswa..! Haha...saya terbahak setelah mendengarkan tawaran pilihan yang datang dari pemerintah Indonesia itu lewat program-program Beasiswa S2 ke luar negeri. Karena saya sadar “angka” saya belum cukup untuk kesana. Yang ini saya juga kurang yakin bisa direbut. Tapi kata almarhum nenek saya, dengan suara yang amat berat, tercekat dalam tenggorokan, si nenek menyemangati, "Tapi itu bisa diperjuangkan cucuku..!" #‎Gangbatte, Aza za Fighting….

Satu hal lagi yang saya ingat dari nona Kate adalah: Yaaa betul sekali, karena dia warga negara berkebangsaan Inggris sudah barang tentu aksen Inggris Britisnya yang masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Terkadang selama dia di kantor, setiap kali Kate berbicara saya sering meminta untuk mengulanginya beberapa kali... ”Hah,,, what,,, Excuise me, can you repeat...” Mungkin kalau dia sudah jago bahasa Indonesia bisa-bisa saya kena semprot," Kamu ini hah, hoh, hah, hoh terus dari tadi..! *Abis minta di-repeat muluuu sih... Sebelum kedatangan Kate terbiasa cuma sering main di “Little little I can, morning-morning drink coffee black, no but is is (Read Aceh: Gak ada kerjaan tidur-tiduran aja).

Lha tiba-tiba masuk seorang bulek yang bahasa Inggrisnya pakek aksen British, (Peu bala nyoe..? Asing di telinga dan belum pernah di dengar saking kupernya saya. Yang bisa dipahami cuma kata “Hiii, hallo, dan see you ...” Sekiranya dia berbicara sedikit lama, mungkin yang bisa saya pahami hanya salam penutup: Thank you and I will see you. Gimana gak kelabakan...

Saya masih ingat ketika beberapa bulan lalu kantor FBA baru panen Alfukat, kate diajak salah seorang staf untuk melihat-lihat taman di belakang kantor. Langkahnya terhenti di bawah pohon Alfukat yang baru saja panen. Disitu Kate berbicara dengan seorang staff yang jago bahasa Inggris, panggilan akrab saya ke abang itu bang Asnawi. Pembicaraan mereka tentang seluk beluk alfukat dikemas dalam dua aksen bahasa Inggris. Dua orang hebat terus mengobrol, yang satu menggunakan Inggris British yang satunya lagi Inggris Amerika. Sumpah itu sangat menarik untuk diikuti kalau sekiranya bisa saya mengerti. Tidak mau kalau hanya jadi pendengar, tanpa sepengatahuan mereka, sebagai bahan materi belajar ‘Speaking” diam-diam saya merekam obrolan yang berlangsung dibawah pokok Alfukat siang itu, dan kabar gembiranya sampai malam ini masih tersimpan di gadget. Pardon me...  

Nah, biasanya sebelum istirahat rekaman itu saya putar kembali sebagai materi pengantar tidur terbaru dari sebelumnya, terkadang sering iseng coba meniru logat Britishnya Kate sekaligus untuk mengenang dia agar tetap ada dan selalu hidup dalam ingatan saya.

Inilah hal-hal ringan yang saya ingat dari seorang Kate Mannrs yang pernah saya kenali selama dia berada di Banda Aceh.

Ya sudah, Kawan, panjang banget ceritanya yaa,
Yo wes tak akhiri sekarang juga yaaa..! Saya sudahi saja ngelantur ini. Buat nona Kate Mannrs yang sudah pulang ke Negara asal studinya, saya ucapkan “Selamat menikmati hari-harimu yang indah di Amsterdam,  dan kalau kamu ingin menceritakan Banda Aceh ke teman-temanmu, Pliiis… ceritalah yang baik-baiknya saja yaaa. Hehe, semoga urusan studimu langgeng sampai kamu diwisuda yang ke dua sebagai sorang Master."

Tulisan ini saya persembahkan untuk Kate Mannrs yang belum bisa bahasa Indonesia :)

Banda Aceh, 13 September 2015

Share:

Recent Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages