Sahabat, peluang untuk berbuat baik
lebih terbuka lebar ketimbang kita berbuat jahat, onar dan kacau. Perilaku
jahat akan membelenggu hati siapa saja, dan efek dari semua itu menjadikan kita
was-was, saban hari seakan rasa takut itu selalu mengikuti dimana kita berdiam
diri, serasa ada yang mengejar-ngejar. Ketentraman batin begitu mahal harganya
dan sulit didapati, perasaan bersalah begitu memenjara jiwa karena hari-hari
dihidupi oleh kejahatan. Namun, bergembiralah, wahai siapa saja yang berbuat
baik, hatimu yang kerap diisi dengan amalan-amalan terpuji. Yakinlah, matamu
akan selalu tersenyum, kemana pun arah yang kamu toleh disitulah kebahagiaan
menantimu, kamu merasa merdeka dari jeratan hati yang membuatmu murung dan
keningmu berkerut.
Dan janganlah kau bersedih hati ketika
kau diuji, duhai sahabat. Anggap saja, ujian itu adalah sebuah kesempatan untuk
menempa diri. Bila kita melihat ujian itu sebagai sebuah penderitaan, maka kita
akan mengalami 'kerusakan mental' yang luar biasa. Sahabat, ujian kita hari ini
tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan cobaan yang Allah timpakan
kepada Nabi-Nabi dan generasi terdahulu.
Ujian kita hari ini, palingan cuma
ujian "semesteran" dunia: Katakanlah itu kita gagal diwisuda tahun
ini karena skripsi yang belum mendapat persetujuan untuk disidangkan, atau
sedikit lebih menyayat hati; karena gagal menikahi seseorang gadis akibat sudah
lebih dulu dipinang oleh teman sendiri secara diam-diam. Itu mah bukan ujian,
apakah kita pernah diludahi, dilempari kotoran hewan, di hukum di tiang-tiang
gantung, digergaji dari kemaluan hingga wajah terbelah, atau apakah kita pernah
dibakar hidup-hidup?
Mari sahabat, mari kita merenung atas
ujian yang menimpa para generasi terdahulu. Mari :)
keren
BalasHapusberbuat baik kapan saja boleh tidak terhalang oleh waktu, tapi berbuat jahat harus lum-lum wate yang pah sit, jadi peluang berbuat baik lebih besar loh :) :) :)
jom juga
http://ayoketik.blogspot.com/