GoT. Foto: HBO |
Artikel ini sudah pernah dimuat di situs Kumparan, edisi 12 Juni 2019
Di
Indonesia, tidak bisa dipastikan sejak kapan virus Game of Thrones (GoT)
mewabah. Akan tetapi, kita harus mengakui sejak GoT itu disebut oleh seorang
kepala negara dalam satu pidato resmi, banyak orang mulai mencari tahu dan
pastinya penonton GoT bertambah di Indonesia.
Mengingat
betapa banyak menyita waktu untuk mengikuti sebuah tayangan serial TV, sulit
bagi seseorang membiarkan dirinya terseret dalam kubang serial TV yang
episodenya juga tidak sedikit. Tentu terdapat daya tarik lain di sana yang lahir
dari sebuah tontonan, hingga konon sebuah serial TV ini menjadi buah bibir di
mana-mana. Padahal bukan tidak ada serial-serial lain di saluran TV kabel
berbayar dengan berbagai genre seperti The Walking Dead, Vikyng, Arrow,
Spartacus, dan lainnya. Namun, penikmat serial TV dunia khususnya Indonesia
seperti tersedot dengan daya tarik kolosal yang disuguhkan dalam serial GoT.
GoT
merupakan sebuah serial TV produksi HBO, rilis semenjak 2011 dan baru berakhir
tahun ini, bulan lalu. Serial TV yang disadur dari novel karya George RR Martin
berjudul The Song of Ice and Fire ini bercerita tentang pasang surut perebutan
kekuasaan yang sarat dengan intrik, perang, dan pengkhianatan. Lewat serial ini
kita bisa mengetahui bermacam-macam karakter manusia di tubuh kekuasaan. Pada
kenyataannya film ini telah menumbuhkan kesan kuat di tiap-tiap benak penonton
baik lewat kehadiran para pemain dengan akting yang memikat maupun dari suguhan
alur cerita hingga sinematografi yang begitu rapi. Ada banyak cara bagaimana
serial ini menjadi digemari, salah satunya ketika di dunia maya menjadi
trending topic dan forum-forum film membicarakannya sehingga nama-nama tempat
dan tokoh dalam serial TV ini sering kali mencuat ke permukaan terutama di
media sosial.
Game of Thrones. Foto: HBO |
Jika
di planet bumi terdapat benua, maka begitu juga dalam serial GoT. Westeros nama
sebuah benua yang di dalamnya terdapat beberapa kerajaan, dari sinilah kisah
Game of Thrones berlangsung. Sampai penayangan terakhir, secara keseluruhan GoT
berakhir di hitungan delapan musim, tepatnya episode enam, dengan jumlah
keseluruhan tujuh puluh tiga episode. Menyambut musim terakhir GoT, sebuah akun
Instagram merilis satu meme yang berisikan pertanyaan tentang keberlanjuatan
cerita GoT di musim terakhir. Meme tersebut memuat nama para pemain GoT yang
masih tersisa dari musim sebelumnya.
Diawali
dengan pertanyaan siapa yang kalian inginkan mati di GoT musim ini. Berawal
dari sinilah, di musim terakhir, jawaban bagaimana sebuah tokoh berakhir
menjadi hal yang sangat dinanti dan membuat penggemar penasaran. Kurang
lebihnya, ya begitulah muatan kisah di akhir musim serial tersebut. Teka-teki
akan kematian menjadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan penggemar. Dari
sekian banyak para pemain dengan tipe karakter yang berkembang, setiap musimnya
satu-persatu tokoh GoT berguguran dengan cara-cara mencengangkan. Begitu juga
nasib beberapa pemain yang di musim akhir namanya kerap disebut, seperti Jon
Snow (Kit Harington), Sansa Stark (Sophie Turner) Daenerys (Emilia Clarke), dan
beberapa nama kelompok Lannister yang tersisa.
Kita
bisa mengerti mengapa para penggemar Game of Thrones garis keras banyak yang
kecawa dengan hasil akhir episode dan musim penutup dari serial fenomenal
tersebut. Jika melihat kembali bagaimana bangunan daya pikat yang dipelihara
dari serial tersebut yang sudah dimulai sejak musim pertama hingga ke tujuh,
maka pantaslah di musim ke delapan para penggemar berharap banyak akan adanya
suguhan yang tidak kalah menarik dengan musim sebelumnya.
Sangat
tidak berlebihan jika para penggemar menaruh harapan pada para kreator untuk
menghadirkan kejutan-kejutan yang tidak kalah menarik atau paling tidak sepadan
dengan musim-musim sebelumnya. Setelah musim ke tujuh selesai, lebih dari
setahun para penggemar menunggu kabar rilisan musim terakhir GoT. Sampai
akhirnya penantian itu terjawab setelah HBO mengirim sinyal dengan merilis
tayangan trailer GoT musim terakhir.
Game of Thrones. Foto: HBO |
Di
luar perkiraan para penggemar, dua kreator GoT, David Benioff dan D. B Weiss
selesai menjawab atas teka-teki dan teori episode terakhir serial Game of
Thrones yang selama ini beredar. Kisah ditutup dengan sangat rapi dan tentunya
ini mengakhiri penantian panjang para penggila serial tersebut yang sudah lama
digantung: terkatung antara langit dan bumi cerita. Kini tidak ada lagi
pertanyaan siapa yang akan menduduki The Irone Throne setelah dua perang hebat
di Winterfell dan King's Landing usai, sebab jawabannya tak ada seorang pun:
tidak dengan Daenerys begitupun Jon Snow.
Memang
harus diakui, setelah riwayat dan silsilah kelahiran Jon Snow yang sebenarnya
terkuak di wilayah utara, bahwa dia adalah keturunan asli dari Targaryan, bukan
anak haramnya Ned Stark (Sean Bean) seperti kabar yang kadung beredar,
keberlanjutan kisah GoT semakin mendebarkan. Meski ada klaim sebelumnya yang
menyatakan salah seorang keturunan Targaryan berhak atas The Irone Throne.
Sementara kita tahu ada dua Targaryan di sana: Daenerys dan Jon Snow.
Spekulasi
pewaris The Irone Throne yang begitu rumit justru disederhanakan oleh, David
Benioff dan D. B Weiss, lewat penghadiran adegan Jon Snow. Di dalam adegan ini
Jon Snow memutuskan mata rantai perebutan itu. Jon Snow, ia sendiri yang
membunuh ratu dalam kehangatan cinta dan perasaannya. Tampilan simbol kekuasaan
(tahta) dalam bentuk tempat duduk seorang penguasa dari susunan pedang hasil
perang itu, justru dibakar habis oleh naga yang beringas, The Irone Throne
meleleh hingga rata dengan tanah, seperti isi lelehan gunung berapi.
Pasca
tewasnya Daenerys di tangan Jon, tidak ada yang berhak atas The Irone Throne,
karenanya itu dimusnahkan. Tidak ada cerita tentang kebangkitan dan pedang yang
menyala seperti prediksi yang beredar (ini bukan Star Wars) semuanya
terbantahkan dan berhenti sampai Daenerys mati ditikam oleh orang yang
dicintainya. Di adegan yang lain, begitupun kejutan atas dipilihnya Bran Stark
(Isaac Hempstead) sebagai raja di King’s Landing. Sungguh hal ini telah
mematahkan spekulasi pihak yang mengelu-elukan antara dua nama (Jon Snow dan
Daenerys) yang berhak untuk memimpin King’s Landing di musim terakhir ini.
Foto: HBO |
Terlepas
dari kekecewaan penggemar yang mencuat karena episode terakhir jauh dari
harapan dan bahkan dianggap berada di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan
musim-musim sebelumnya, pada hakikatnya para kreator dalam sebuah film memiliki
hak istimewa atas jalan cerita dari film mereka. Oleh sebab itu, alur sebuah
film hendak diakhiri dengan cara bagaimana pun, itu jelas berdasarkan imajinasi
dan keinginan dari kreator film. Sebagai penggemar hanya dapat menikmati dan
memberi komentar yang membangun tanpa menghancurkan hak perogatif si kreator
tersebut. Bagaimana pendapat anda? []
Penulis:
Munawar
Penikmat
dan pelaku seni peran di Kota Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.